Sejarah Lahirnya Pancasila 1 Juni
Sejarah Lahirnya Pancasila 1 Juni
Garuda Pancasila tidak serta merta muncul begitu saja. Sebelumnya, terdapat beberapa lambang negara yang sudah dibuat oleh beberapa tokoh. Setelah perang kemerdekaan Indonesia dan disusul pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, beberapa tokoh mulai merancang lambang negara sebagai salah satu identitas negara. Untuk memfasilitasi hal tersebut terbentuk Panitia Lencana Negara pada 10 januari 1950 di bawah koordinator Menteri Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susuna panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantara, M,A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab, untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet, Menteri Priyono menyampaikan sayembara. Kemudian terpilihlah dua rancangan lambang negara terbaik.
Dua rancangan tersebut miliki SUltan Hamid II dan M Yamin. Pada proses selanjutnya, DPR memilih rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin tidak diterima karena masih menyertakan unsur-unsur pengaruh Jepang, seperti sinar-sinar matahari.
Elang Rajawali Garuda Pancasila, renungan 1 juni, Semua org tiba-tiba bicara tentang Pancasila, semua orang rindu negara Pancasila, namun ketika ditanya bagaimana Pancasila direpresentasikan secara simbol atau semiotika, mereka terdiam, karena mereka baru sebatas pernyataan-pernyataan. yang belum masuk keranah mengimplementasikan dasar dasar itu yang disimbolkan, misalnya sila kesatu masih banyak yang menyatakan bintang, sesungguhnya disimbolkan dgn NUR, atau CAHAYA berbentuk bintang bersudut lima, itu artinya sila kesatu itu menjadi NUR bagi empat sila lainnya, bukankah. kita semua ber Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan petunjuk bagaimana menjadi manusia yang adil dan manusia yang beradab didalam ajaran agamanya masing masing.
Itulah mengapa sila kedua dilambangkan dgn KALUNG RANTAI yang berbentuk lingkaran dan bersegi empat berjumlah 17 yang saling kait mengkait, lingkaran itu simbol wanita dan segiempat simbol laki laki, ini menandakan bahwa jauh sebelum negara didunia memperkenalkan kesamaan gender antara wanita dan pria, bangsa Indonesia sudah lama merepresentasikan, simbol ini oleh Sultan Hamid II ketika merancang lambang negara, khususnya Perisai Pancasila diambil dari tanah kalimantan, yaitu kalung dari etnis Dayak yang egaliter yang kemudian diabadikan dalam baju para guru besar ketika acara wisuda sarjana dalam baju toga para guru besar, itulah lambang regenerasi.
Demikian juga sila ketiga persatuan Indonesia yang disimbolkan dgn POHON BERINGIN ATAU POHON BERINGIN, sumbangan dari Prof.dr.Purbatjaraka kepada Sultan Hamid II itu mensimbolkan sila ketiga yang diambil dari tanah jawa, lihatlah pohon astana dialun alun Yogya yg mensimbolkan persatuan rakyat dan Sultan seperti halnya sakaning kawula Gusti paraning dumadi, persatuan yang terpancar dari nurani kemanusian yang adil dan beradab.
.
Demikian juga sila keempat yang disimbolkan dgn KEPALA BANTENG yang diambil dari pandangan M Yamin kepada Sultan Hamid II ketika merancang perisai Pancasila, yang diambil dari tanah Sumatera, lihat peradaban rumah gadang yaitu tempat musyawarah dan mufakat Ninik mamak untuk memutuskan sesuatu yang penting dgn prinsip adat bersendi Syarah, dan Syarah bersendi Kitabullah, itu esensi bermusyawarah.
.
Demikian sila kelima disimbolkan dengan PADI dan KAPAS sumbangan Ki Hajar Dewantara kepada Sultan Hamid II yang mensimbolkan Sandang Pangan, bagaimana mungkin keadilan sosial itu terwujud jika rakyat tak berdaulat atas tanah airnya sendiri. (Sumber : Bpk Turiman Fachturahman Nur, SH, M.Hum).
Selamat Hari Lahir Pancasila (Beragam Itu Satu ; Satu Itu Beragam ; Tetap Bersatu Indonesia dalam KEBERAGAMAN.